Teknologi Augmented Reality pada Google Glass
Minggu, 07 April 2013
0
komentar
Teknologi Augment Reality (AR) adalah
teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga
dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu
memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak
seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, namun
Augmented Reality hanya menambahkan atau melengkapi kenyataan.
Benda-benda maya menampilkan informasi yang tidak dapat diterima oleh
pengguna dengan inderanya sendiri. Hal ini membuat Augmented Reality
sesuai sebagai alat untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya
dengan dunia nyata. Informasi yang ditampilkan oleh benda maya membantu
pengguna melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata.
(haritsthinkso.com, 2010)
Augmented Reality dapat diaplikasikan
untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan, dan penciuman.
Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer,
industri manufaktur. Augmented Reality juga telah diaplikasikan dalam
perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon
genggam. Raksasa teknologi Google juga ikut mengembangkan teknologi ini,
melalui terobosan Google Glass.
Google Glass merupakan sepasang kacamata
Augmented Reality (AR) yang fungsinya sangat menakjubkan. Kacamata ini
juga memiliki fungsi seperti yang ada pada smartphone, dan juga
menggunakan Android sebagai sistem dasarnya. Seperti pada smartphone
umumnya Google Glass juga memiliki GPS, kamera, dan audio input maupun
output. (nytimes.com, 2012)
Google Glass merupakan bagian dari
Google’s X Lab yang berusaha menciptakan ‘fiksi ilmiah yang nyata’,
demikian kata Brin. Selain Google Glass, produk canggih lain buatan
Google dari tim ini adalah mobil yang bisa menyetir sendiri yang kini
masih dalam tahap pengembangan. (andi-techno.blogspot.com, 2012)
Misalnya seperti pengingat (reminder),
menulis dan mengirim pesan suara melalui layanan perintah berbasis suara
seperti Siri, peta dan arah, pengambilan foto, video call, hingga
jadwal keberangkatan pesawat terbang. (youtube.com, 2012)
Sampai saat ini Kacamata Pintar Google
ini masih berupa prototipe tetapi pihak Google telah mematenkan konsep
produknya ini kepada US Patent & Trademark Office, Patent Full Text
and Image Database. Sergey Brin lah salah satu petinggi Google yang
rajin menggunakan kacamata ini, dan dialah yang setidaknya telah memberi
sedikit petunjuk mengenai apa yang ada dalam kacamata ini, salah
satunya adalah disaat Sergey Brin melakukan wawancara dengan Wali Kota
San Francisco Gavin Newsom dengan membawa prototipe kacamata pintarnya
di salah satu TV lokal.
Pada kesempatan itu, Brin menunjukkan
salah satu kemampuan kacamata dengan mengambil foto Newsom. Kemudian
Brin meletakkan jarinya ke bagian kanan kacamata, melakukan penggeseran,
yang kemungkinan besar ia sedang membuka hasil foto di galeri. Tombol
itu berupa trackpad yang bisa dinavigasikan dengan cara menggeser ke
kanan-kiri dan atas-bawah. Brin kemudian mempersilakan Newsom menjajal
kacamata pintar. “Jangan sentuh pad (tombol) yang di samping,” pinta
Brin kepada Newsom. Newsom juga menjadi orang pertama di luar Google
yang merasakan sensasi kacamata pintar. “Gambar itu sangat jelas. Anda
dengan mudah melupakan bahwa sedang memakai kacamata, dan akan merasakan
kekuatannya di masa depan,” tukas Newsom kepada situs teknologi Wired.
(tekno.kompas.com, 2012)
Google selama ini hanya memamerkan
prototipe kacamata pintar “Project Glass” dalam warna hitam dan putih.
Namun ternyata, Google membuat pilihan warna lain untuk kacamata masa
depannya, yakni merah dan biru metalik. Tiga petinggi eksekutif Google,
Charles Mendis, Simon Prakash dan Steve Lee, tertangkap sedang
mengenakan kacamata pintar warna biru metalik ketika sedang makan siang
di sebuah restoran dengan Senior Vice President of Engineering Google
Vic Gundotra, yang mengenakan kacamata pintar warna hitam.
Selain biru metalik, foto prototipe
kacamata pintar warna merah juga beredar di internet. Google nampak
gencar ingin membuktikan bahwa kacamata pintar yang sedang dikembangkan
dalam proyek Google Project Glass, adalah nyata dan bukan sekadar
konsep. (tekno.kompas.com, 2012)
Banyak orang yang berharap ingin menoba
menjajal prototype Google Glass, sampai saat ini hanya para petinggi
Google dan beberapa jurnalis dari berbagai media online seperti
TechCrunch, The Verge, CNet, All Things D, dan Extreme Tech yang pernah
merasakan kecanggihan gadget tersebut.
Berikut adalah komentar para jurnalis tersebut setelah merasakan memakai Google Glass.
Kualitas video demo kembang api tidak
terlalu bagus. Wajar saja, ini adalah kacamata prototipe. Lensanya ada
di depan mata sebelah kanan. Telinga kanan saya dapat menangkap suara
dengan jelas. Aku hidup di masa depan, dan masa depan adalah sekarang.
Kacamata sangat ringan. Baterainya terletak di bingkai sebelah kanan,
ada sirkuit counterbalances dan kamera juga di sana. Ketika saya
tolehkan kepala, kacamata menawarkan sebuah pengalaman teknologi
augmented reality (AR). Teknologi ini menggabungkan objek nyata dengan
objek virtual secara real time. Notifikasi pesan masuk berbunyi “ding.”
Ini berarti pengguna kacamata harus memiringkan kepala sampai pesan itu
keluar dan bisa dibaca. (techcrunch.com, 2012)
Video
yang ditampilkan hanya memperlihatkan aksi kembang api berulang-ulang.
Pengalaman ini seperti menonton video full HD tanpa menggunakan televisi
yang sebenarnya. Gambarnya jauh lebih kecil, dan hanya terlihat oleh
mata sebelah kanan Anda. Ada suara yang keluar dari kacamata ini,
meskipun tidak ada komponen khusus yang terpasang di telinga. Anda harus
menangkup tangan di telinga untuk mendapat volume yang wajar dari
kacamata ini. Kacamata ini sangat ringan dan dapat dikenakan di depan
kacamata biasa. Brin mengatakan, Google sedang berunding dengan
perusahaan pembuat kacamata hitam, untuk membuat variasi kacamata dengan
bentuk yang sedikit berbeda. (theverge.com 2012)
Prototype ini sempat dijual di konfrensi
Google I/O 2012 kepada para Developer yang menghadiri konfrensi tersebut
dan dijual seharga 1500 Dollar AS atau sekitar 14 juta rupiah, dan para
developer tersebut baru mendapatkannya pada awal 2013 lalu. Segrey Brin
mengatakan bahwa Google Glass dapt dinikmati buplik pada sekitar tahun
2014.
Tapi banyak yang berpendapat bahwa
teknologi yang tertanam pada Google Glass tidak mampu memberikan
pengalaman Augment Reality yang kita lihat pada video tersebut. Menurut
jurnalis dari Wired.com, Google terlalu berlebihan menampilkan kemampuan
Google Glass, dalam video tersebut bisa kita lihat seseorang yang
memakai kacamata, lengkap dengan notifikasi dengan ikon, peta dan
overlay grafis lain muncul dalam satu layar penuh. Seharusnya pada
Google Glass, kami melihat sebuah sistem yang tidak memiliki lensa
penuh, dan termasuk kecil, potongan persegi panjang dari kaca melayang
di atas mata kanan pemakainya.
Namun, menurut Pranav Mistry , seorang peneliti MIT Media Lab dan
salah satu investor dari SixthSense, “layar kecil yang terlihat dalam
foto tidak dapat memberikan pengalaman video yang di tunjukkan
sebelumnya”. Blair MacIntyre, direktur dari Augmented Environments Lab
di Georgia Tech, juga berpendapat: “Kamu tidak bisa melakukan AR dengan
tampilan seperti ini. Bidang pandang kecil, dan penempatan ke samping,
akan menghasilkan pengalaman dimana isinya jarang terlihat pada layar
dan sulit untuk berinteraksi dengannya. (wired.com, 2012)
Pada akhirnya kita tunggu inovasi apa lagi yang akan google berikan untuk menyempurnakan Google Glass buatannya.
Terimakasih Atas Kunjungan Sahabat Cilibur Inspirasi
Judul: Teknologi Augmented Reality pada Google Glass
Ditulis oleh IWAN MUTTAQIN
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Saahabat Cilibur Inspirasi, Jika Sahabat Cilibur ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ciliburkerajan.blogspot.com/2013/04/teknologi-augmented-reality-pada-google-glass.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini. Salam Sahabat Cilibur Inspirasi dan Sukses SelalauDitulis oleh IWAN MUTTAQIN
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar
Commanlah dengan Bahasa yang Sopan dan baik
By: Cilibur Inspirasi
FB:Facebook
TWET: Twiiter